Band veteran ini masih saja tetap produktif setelah malang melintang selama kurang lebih 17 tahun sejak kemunculan perdana mereka di tahun 1991. Keunikan dari band ini sendiri terletak pada genre yang mereka usung yakni murni alternatif karena memadukan berbagai jenis variasi genre, mulai dari rock, jazz, dance, soul, pop, bahkan klasik. Album demi album selalu menawarkan hal yang baru tanpa menanggalkan ciri khas mereka, seperti pada "Real" yang penuh dengan nuansa kelam, "Smile" yang kontras karena sangat ceria, "Awake" yang kental dengan influence European Rock, dan yang terakhir, "Kiss", yang banyak mengambil elemen dari era double-album "Ray" dan "Ark", yang notabene adalah mahakarya mereka yang berhasil membukukan penjualan kurang lebih 4 juta kopi.
Album ini dibuka dengan "Seventh Heaven" yang langsung mengingatkan pada beat drum yang dancy dan kaya akan efek ala "Heaven's Drive" dari album "Ark". Bukan kebetulan kalau dua lagu ini ada sedikit kemiripan karena memang diciptakan oleh Hyde sendiri. Chorus-nya sangat komersil namun sayang Ken kurang diberi porsi untuk eksplorasi solo. Hooks-nya yang kental akan ciri khas L'ARC~EN~CIEL akan terus berdengung di kepala Anda.
Rentetan drum yang disertai dengan raungan gitar yang renyah membuka "Pretty Girl". Track mid-tempo yang banyak didominasi oleh gitar ini dipastikan akan membakar emosi pendengar, apalagi diselipin dengan lirik nakal yang tercermin pada translasi Verse-nya : "I had this dream, a dream of deep love, "I'll come give you what you want" yeah!, Spread your legs, let me see that scenery, all of this is blinding me".
"My Heart Draws A Dream" membuktikan keperkasaan duet Hyde dan Ken dalam menciptakan suatu komposisi yang dahsyat dan nostalgik. Intro awal dan progresi gitar pada Verse sangat mengingatkan pada "Dive To Blue", masih dari album "Ark", namun tetap lagu ini masih terasa orisinil dan bukan replika dari komposisi lama. Falseto Hyde yang indah juga akan membuat Anda tertegun mendengarkan suara dia melafalkan Chorus. Hanya satu yang agak sedikit mengganjal, terus terang susunan kalimat yang membentuk judul lagu ini rasanya sangat aneh.
Sound gitar Ken yang terbungkus dengan echo memberi kesan spacey pada track "Sunadokei". Vokal Hyde bermain di nada normal diiringi dengan rhythm guitar yang crunchy. Kalau track ini harus dibandingkan dengan track klasik mereka, maka pasti "Fate" dari album "Heart" yang akan terlintas di kepala Anda.
Gubahan Yukihiro yang agak 'melenceng' pada "Spiral" memperkaya warna musik L'ARC~EN~CIEL sendiri. Walau sulit dikatakan track yang solid, namun komposisinya yang unik dan rapi patut diacungi jempol.
Petikan gitar dan suara latar memberi kesan suram pada "Alone En La Vida". Atmosfer kesedihan yang terbungkus dengan harapan berhasil dibangkitkan melalui komposisi gelap yang merupakan kombinasi dari "Kasou" dan "Ibara No Namida" dari album "Ray".
Kocokan gitar berdistorsi ringan membuka "Daybreak's Bell", single yang menjadi theme song Mobile Suit Gundam. Sekilas lagu ini seperti varian dari "Shi No Hai", Hyde bernyanyi dengan datar menyusuri tesktur lagu yang memang sangat terasa auranya menyatu dengan tema robotik dan luar angkasa. Track powerful yang sangat uplifting!
"Umibe" bermain di tempo pelan dengan dentingan piano yang dibubuhi dengan tabuhan drum yang mengalun santai. Pada pertengahan lagu, progresi chord kemudian berubah tak beraturan, persis formula yang ada pada "Shinshoku~Lose Control".
Eksperimen Hyde pada "The Black Rose" mungkin agak sulit dicerna karena jauh dari elemen pop dan terlalu cadas untuk sebagian fans, ditambah lagi dengan deretan chord yang tidak lazim, namun tipe track seperti inilah yang memperkaya musik L'ARC~EN~CIEL. Formula track ini mungkin agak sedikit mirip dengan "Revelation" atau "trick".
Nuansa ceria yang eksplosif terbersit jelas ketika "Link" dibuka dengan bunyi-bunyian trumpet dari keyboard seperti pada "Lies And Truth" dengan Chorus yang diadaptasi dari "winter fall".
Ballad "Yuki No Ashiato" berhasil mendinginkan suasana, rintihan pedih Hyde mengingatkan pada "the silver shining", salah satu track yang terlupakan dari album "Ray".
Album ditutup dengan "Hurry XMas" dimana Hyde ini berhasil meramu suatu komposisi yang kental dengan aroma Natal, baik itu timpalan efek keyboard yang sering terdengar pada karnaval ataupun solo akustik Ken yang sedikit berbau Latin.
Setelah puas dengan "Awake", masih saja L'ARC~EN~CIEL menyuguhkan suatu album dengan kualitas tinggi. Kalau album-album sebelumnya sarat dengan eksplorasi pada segmen baru, kali ini mayoritas materi "Kiss" kembali pada warna lama mereka. Susunan setlist cukup balance dengan tema yang variatif. Sound production tidak terlalu heboh namun memuaskan. Jelas untuk fans lama L'ARC~EN~CIEL, album ini sangat mudah untuk diterima, dan juga untuk penikmat musik cadas yang open-mind terhadap pop serta genre lain, album ini bisa menjadi favorit. Saya angkat topi untuk kreativitas dari kuartet jenius ini, kudos and thanks Laruku, for a wonderful release !
Album ini dibuka dengan "Seventh Heaven" yang langsung mengingatkan pada beat drum yang dancy dan kaya akan efek ala "Heaven's Drive" dari album "Ark". Bukan kebetulan kalau dua lagu ini ada sedikit kemiripan karena memang diciptakan oleh Hyde sendiri. Chorus-nya sangat komersil namun sayang Ken kurang diberi porsi untuk eksplorasi solo. Hooks-nya yang kental akan ciri khas L'ARC~EN~CIEL akan terus berdengung di kepala Anda.
Rentetan drum yang disertai dengan raungan gitar yang renyah membuka "Pretty Girl". Track mid-tempo yang banyak didominasi oleh gitar ini dipastikan akan membakar emosi pendengar, apalagi diselipin dengan lirik nakal yang tercermin pada translasi Verse-nya : "I had this dream, a dream of deep love, "I'll come give you what you want" yeah!, Spread your legs, let me see that scenery, all of this is blinding me".
"My Heart Draws A Dream" membuktikan keperkasaan duet Hyde dan Ken dalam menciptakan suatu komposisi yang dahsyat dan nostalgik. Intro awal dan progresi gitar pada Verse sangat mengingatkan pada "Dive To Blue", masih dari album "Ark", namun tetap lagu ini masih terasa orisinil dan bukan replika dari komposisi lama. Falseto Hyde yang indah juga akan membuat Anda tertegun mendengarkan suara dia melafalkan Chorus. Hanya satu yang agak sedikit mengganjal, terus terang susunan kalimat yang membentuk judul lagu ini rasanya sangat aneh.
Sound gitar Ken yang terbungkus dengan echo memberi kesan spacey pada track "Sunadokei". Vokal Hyde bermain di nada normal diiringi dengan rhythm guitar yang crunchy. Kalau track ini harus dibandingkan dengan track klasik mereka, maka pasti "Fate" dari album "Heart" yang akan terlintas di kepala Anda.
Gubahan Yukihiro yang agak 'melenceng' pada "Spiral" memperkaya warna musik L'ARC~EN~CIEL sendiri. Walau sulit dikatakan track yang solid, namun komposisinya yang unik dan rapi patut diacungi jempol.
Petikan gitar dan suara latar memberi kesan suram pada "Alone En La Vida". Atmosfer kesedihan yang terbungkus dengan harapan berhasil dibangkitkan melalui komposisi gelap yang merupakan kombinasi dari "Kasou" dan "Ibara No Namida" dari album "Ray".
Kocokan gitar berdistorsi ringan membuka "Daybreak's Bell", single yang menjadi theme song Mobile Suit Gundam. Sekilas lagu ini seperti varian dari "Shi No Hai", Hyde bernyanyi dengan datar menyusuri tesktur lagu yang memang sangat terasa auranya menyatu dengan tema robotik dan luar angkasa. Track powerful yang sangat uplifting!
"Umibe" bermain di tempo pelan dengan dentingan piano yang dibubuhi dengan tabuhan drum yang mengalun santai. Pada pertengahan lagu, progresi chord kemudian berubah tak beraturan, persis formula yang ada pada "Shinshoku~Lose Control".
Eksperimen Hyde pada "The Black Rose" mungkin agak sulit dicerna karena jauh dari elemen pop dan terlalu cadas untuk sebagian fans, ditambah lagi dengan deretan chord yang tidak lazim, namun tipe track seperti inilah yang memperkaya musik L'ARC~EN~CIEL. Formula track ini mungkin agak sedikit mirip dengan "Revelation" atau "trick".
Nuansa ceria yang eksplosif terbersit jelas ketika "Link" dibuka dengan bunyi-bunyian trumpet dari keyboard seperti pada "Lies And Truth" dengan Chorus yang diadaptasi dari "winter fall".
Ballad "Yuki No Ashiato" berhasil mendinginkan suasana, rintihan pedih Hyde mengingatkan pada "the silver shining", salah satu track yang terlupakan dari album "Ray".
Album ditutup dengan "Hurry XMas" dimana Hyde ini berhasil meramu suatu komposisi yang kental dengan aroma Natal, baik itu timpalan efek keyboard yang sering terdengar pada karnaval ataupun solo akustik Ken yang sedikit berbau Latin.
Setelah puas dengan "Awake", masih saja L'ARC~EN~CIEL menyuguhkan suatu album dengan kualitas tinggi. Kalau album-album sebelumnya sarat dengan eksplorasi pada segmen baru, kali ini mayoritas materi "Kiss" kembali pada warna lama mereka. Susunan setlist cukup balance dengan tema yang variatif. Sound production tidak terlalu heboh namun memuaskan. Jelas untuk fans lama L'ARC~EN~CIEL, album ini sangat mudah untuk diterima, dan juga untuk penikmat musik cadas yang open-mind terhadap pop serta genre lain, album ini bisa menjadi favorit. Saya angkat topi untuk kreativitas dari kuartet jenius ini, kudos and thanks Laruku, for a wonderful release !
0 komentar:
Posting Komentar