BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 16 Januari 2010

Syarat Minyak Bumi

Terdapat suatu analogi yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan terbentuknya hidrokarbon. Seperti halnya membuat kue, sebelum kita bisa menikmati kue itu maka kita harus mempunyai bahan dasar kue dan mengetahui proses pemuatan kue tersebut. Hal ini sama dengan minyak bumi, sebelum minyak bumi terjebak maka kita memerlukan elemen-elemen atau unsur-unsur dan proses pembentuk minyak dan gas bumi.
Elemen atau unsur minyak bumi dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:


1. Batuan induk (Source): batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya memiliki kemampuan mengawetkan kandungan material organik seperti batu lempung atau batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu gamping.
2. Batuan penyimpan (Reservoir): batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir dimana minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir. Atau bisa juga pada batu gamping yang banyak memiliki rongga. Pada intinya batu yang yang memiliki rongga-rongga dan rongga-rongga tersebut saling terhubung satu sama lain.
3. Batuan penutup (Seal): batuan yang impermeable atau batuan yang tidak mudah tembus air karena berbutir sangat halus dimana butiran satu sama lain sangat rapat.
4. Migrasi (Migration): berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk dari batuan induk ke batuan penyimpan hingga minyak dan gas bumi tersebut tidak dapat berpindah lagi.
5. Jebakan (Trap): bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat berkumpul.


“Proses” juga tidak kalah pentingnya dengan unsur penyusun minyak bumi. Jika kita memiliki unsur-unsur tersebut di atas, namun proses tidak mendukung atau sebaliknya maka minyak bumi juga tidak akan terbentuk. “Proses” tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:
1. Pembentukan (Generation): Tekanan dari batuan-batuan di atas batuan induk mengakibatkan temperatur dan tekanan menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material organik menjadi minyak atau gas bumi.
2. Migrasi atau perpindahan (Migration): Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung berpindah dari batuan induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat jenisnya yang ringan dibandingkan air.
3. Pengumpulan (Accumulation): Sejumlah senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak dan gas bumi terkumpul.
4. Penyimpanan (Preservation): Minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena adanya mikroba-mikroba yang dapat merusak kualitas minyak).
5. Waktu (Timing): Jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan.


Awas, jangan lupa mencuci baju yang baru Anda beli!


Kamis, 14/1/2010 19:49 WIB


KOMPAS.com - Pernah membeli pakaian baru, dan setelah mencopot price tag-nya Anda langsung memakainya tanpa mencuci lebih dulu? Setelah membaca fakta-fakta ini, Anda pasti akan mual dan langsung mengubah kebiasaan buruk tersebut.
Suatu penelitian yang dilakukan Universitas New York mengambil sampel beberapa helai pakaian yang baru dibeli dari department store, mulai celana panjang, pakaian dalam, hingga baju, yang masing-masing dibeli dari toko pakaian yang berbeda.
Dr Phillip Tierno, kepala departemen Microbiology and Immunology Universitas New York yang memimpin penelitian tersebut, menemukan banyak bakteri di semua bagian pakaian itu.
''Di sebuah jaket saya menemukan bukti adanya feses, bakteri kulit, dan bekas ludah, terutama di bagian lipatan ketiak dan bagian bokong,'' tuturnya. Sedangkan pada atasan dari bahan sutra, ia menemukan semacam organisme yang biasa ditemukan di vagina, kuman, dan bahkan tinja.
Mungkin ini akan membuat Anda bertanya-tanya, apa yang dilakukan orang saat mencoba pakaian-pakaian tersebut di kamar ganti. Apakah sebelumnya mereka menggunakan toilet umum, dan tidak membersihkan diri dengan cermat sehingga kotoran tertinggal di pakaian? Entahlah, penelitian tidak menunjukkan hal tersebut.
Yang terlihat dari penelitian tersebut adalah bahwa kuman dan bakteri bisa bertahan beminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, pada pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa pakaian itu telah dicoba begitu banyak orang, dan sudah pasti mereka pun terkontaminasi bakteri. Ketika Anda mengepas pakaian, bukan tak mungkin Anda juga menyentuh lipatan ketiak atau keliman pada bagian paha bukan?
Lalu apa yang diakibatkan oleh kontaminasi bakteri tersebut pada diri Anda?
Akibat langsung yang tidak berbahaya mungkin hanya diare. Namun pakaian yang membawa virus seperti norivirus dan bakteri MRSA bisa menyebabkan kerusakan yang parah, bahkan kematian. MRSA adalah bakteri yang tahan terhadap penicillin, yang sering ditemukan pada para atlet. Awalnya hanya berupa lebam-lebam kemerahan, namun bisa berkembang menjadi nanah. Infeksi ini kerap ditemukan di rumah sakit, gym, dan tempat-tempat lain dan menular dari orang ke orang.

ISI TENTANG HAL2 MENARIK DI DUNIA YANG BELUM BANYAK KITA TAHU

Sepanjang sejarah kehidupan manusia selalu didera yg namanya kecelakaan. Berikut kecelakaan dengan kerugian termahal yg pernah terjadi.

1. TITANIC
Kecelakaan kapal Titanic mungkin merupakan yg paling dikenal diseluruh dunia. Kapal terbesar dan termegah dibuat pd masanya ini tenggelam pd tgl 15 Juni 1912, sekitar 1500 orang korban jiwa ketika kapal menabrak gunung es dan akhirnya tenggelam. Pada saat pembuatan, kapal ini menghabiskan dana sekitar 7 juta dolar US (150 Juta dolar US inflasi sekarang)

2. JEMBATAN VS TRUK TANKER
26 Agustus 2004, sebuah mobil bertabrakan dgn sebuah truk bermuatan 32.000 liter bahan bakar di jembatan Wiehltal Jerman. Truk menghantam pagar pembatas jembatan dan terjun bebas setinggi 90 kaki, meledak dan merusak konstruksi jembatan ampe segitu parah . Perbaikan sementara memakan dana 40 juta dolar US, penggantian jembatan baru memakan dana sebesar 318 juta dolar US.
3. METROLINK CALIFORNIA
12 September 2008 merupakan kecelakaan kereta terburuk dlm sejarah California, 25 orang tewas ketika kereta Metrolink bertabrakan dgn kereta Union Pacific Los Angeles. Penyebab utama kecelakaan dikarenakan Metrolink yg menerobos jalur yg salah (red signal). Kerugian material sekitar 500 juta US dolar4. BOMBER B-2
Pesawat pembom tipe Stealth B-2 ini jatuh setelah tinggal landas dari pangkalan militer udara di Guam pd tgl 23 Februari 2008. Penyelidikan menyebutkan bahwa gangguan data pada sistem komputer yg mengatur kendali kontrol terbang pesawat, menyebabkan hidung pesawat bergerak naik secara tiba2 sehingga pesawat stall dan jatuh. Kedua pilot berhasil keluar dan selamat. Jumlah kerugian adalah 1,4 Miliar dolar US!
5. EXXON VALDEZ
Sebuah kapal tanker “Joseph Hazelwood” membawa minyak mentah sebanyak 10,8 juta galon dan karam menabrak tumpukan karang Prince Willam Sound. Kejadian yg merupakan peristiwa tumpahnya minyak terbesar yg pernah ada, menghabiskan dana Exxon sebesar 2,5 Miliar Dolar US untuk membersihkan laut dari pencemaran yang ditimbulkan
6. ALPHA OIL
Kecelakaan yg terjadi di salah satu pengeboran minyak milik ALPHA OIL ini merupakan yang terbesar yang pernah ada. Titik pengeboran yg mampu mengeluarkan minyak sebanyak 317.000 barel setiap hari ini meledak pd tgl 6 Juli 1988. Kronologis : ada sekitar 100 katup yg mampu mengeluarkan gas berefek ledakan sehingga hrs dilakukan pengecekan dan penggantian. Ketika salah seorang teknisi rig lalai dalam melakukan penggantian, maka Booommm…Dalam waktu 2 jam, rig minyak sdh dipenuhi oleh api dan runtuh, memakan korban sebanyak 167 pekerja, kerugian sebesar 3,4 Miliar US dolar
7. CHALLENGER
Pesawat Luar Angkasa milik NASA ini meledak 73 detik setelah lepas landas pd tgl 28 Januari 1986, kegagalan pada saat pelepasan/pemisahan peluncur yang menyebabkan terjadinya kebocoran hidrogen cair pada pesawat sehingga menyebabkan ledakan. Kerugian mencapai 2 Miliar Dolar US pada saat itu dan jika dikonversikan ke inflasi dolar skrg maka mencapai 4 Miliar Dolar US

8. PRESTIGE
13 November 2002, sebuah kapal Tanker “Prestige” bermuatan 77.000 ton bahan bakar minyak yang salah satu dari 12 tangkinya meledak ketika badai melanda Spanyol. Takut kapalnya meledak, maka sang kapten meminta bantuan pada tim penyelamat Spanyol, berharap kapalnya dapat ditarik ke pelabuhan terdekat.Akan tetapi karena takut membahayakan maka hal ini ditolak oleh pemerintah lokal Spanyol. Tak mau kehilangan akal, sang kapten juga meminta bantuan kepada Portugis dan Perancis, tapi untuk sekian kalinya sang kapten terpaksa menggigit jempol kakinya karena ditolak dan diminta menjauhi perairan mereka.Badai semakin memburuk dan membelah kapal menjadi dua bagian, mengeluarkan minyak sebanyak 20 juta galon dan mencemari laut. Total kerugian yg diderita plus membersihkan laut adalah 12 Miliar Dolar US
9. COLUMBIA
Pesawat luar angkasa milik NASA ini meledak setelah memasuki atmosfer di atas wilayah Texas pada tanggal 1 November 2003. Penyebab utama adanya lubang pada salah satu sayap pesawat setelah peluncuran 16 hari sebelumnya. Total kerugian sebesar 13 Miliar US dolar termasuk biaya penyelidikan.
10. CHERNOBYL
Kebocoran radioaktif yg terjadi pada pembangkit listrik tenaga Nuklir di Ukraina yg terjadi pada tahun 1986 ini mencemarkan sekitar 50% wilayah Ukraina. Sekitar 200.000 jiwa diungsikan dan direlokasi, 1,7 juta jiwa terjangkit penyakit dan 125.000 diduga mengidap kanker dan meninggal beberapa tahun kemudian.Total dana yang digunakan untuk pembersihan, relokasi penduduk dan ganti rugi untuk korban jiwa adalah 200 miliar US dolar. Chernobyl merupakan salah satu contoh pembangkit yg melanggar ketentuan dalam hal pembangunan PLTN dan tidak memperhatikan faktor keselamatan

http://juandry.blogspot.com/2009/09/10-kecelakaan-terdahsyat-sepanjang-masa.html

Partner di deepwater Palawan basin merevisi budget dan program pengeboran

Philippine Department of Energy (DoE) telah menyetujui meninjau kembali program kerja dan budget untuk sub-phase eksplorasi saat ini untuk Service Contract (SC) 55.
Partner joint venture saat ini sampai bulan Agustus 2010 untuk menyelesaikan gabungan program seismik 2D/3D, dan sampai Agustus 2011 untuk mengebor satu sumur deepwater. Disamping itu, DoE telah menyetujui revisi program pengerjaan untuk Service Contracts 50 and 51. Partner harus akan mengebor dua sumur di SC 50 pada bulan Maret 2011 dan satu sumur eksplorasi pada SC sebelumnya pada Desember 2010.
SC55 adalah blok deepwater di bagian tenggara Palawan basin. SC50 berisikan lahan Calauit dan Calauit South di timur laut Palawan basin. SC 51 berada di East Visayan basin di central Philippina.


Minimnya kajian pendataan terhadap sumber minyak di sejumlah cekungan regional Indonesia membuat potensi minyak dan gas alam belum tergarap optimal.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Rachmat Sudibjo, menyebutkan investor mulai tertarik untuk mengembangkan blok minyak yang kurang produktif. Hal itu akibat perkembangan makin tingginya harga minyak dunia.
"Areal eksploitasi makin sulit karena cekungan yang terbukti prospektif sudah banyak yang dikelola. Akibatnya, lokasi eksplorasi makin bergeser ke wilayah frontier area yang distribusi logistiknya juga sangat sulit," ujar Rachmat Sudibjo, dalam diskusi digelar Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Rabu (21/5), di Jakarta.
Ia menyebutkan, potensi kesuksesan dalam aktivitas eksplorasi di sumber minyak baru di Indonesia relatif besar. Saat ini success ratio kegiatan eksplorasi minyak mencapai 1:5.
Artinya, dari lima area sumur yang dieksplorasi, ditemukan satu sumur yang memiliki sumber minyak, empat lainnya gagal. "Angka itu relatif bagus untuk kawasan Asia. Di negara lain rasionya bisa melebihi 1:10. Tentu, itu di luar lokasi eksplorasi di negara kawasan Timur Tengah," tambah mantan Dirjen Migas itu.
Rendahnya aktivitas eksplorasi sumur minyak karena tingginya faktor risiko. Sehingga, wajar apabila institusi finansial kurang mendukung kegiatan tersebut. Aktivitas eksplorasi itu seolah gambling karena rasio keberhasilannya juga relatif kecil.
"Padahal, aktivitas pengeboran untuk satu sumur minyak bisa mencapai US$10 juta. Perbankan Indonesia tentu tidak berani, kecuali bank dengan modal yang sangat besar," ujarnya.
Wakil Kepala BP Migas, Abdul Muin, menyebutkan rendahnya investasi eksplorasi minyak merupakan ekses dari kebijakan di masa lalu ketika harga minyak menyentuh level terendah. Kebijakan itu dirasa cukup rasional karena ongkos eksplorasi yang tidak sedikit. Sedangkan, jumlah temuan semakin sedikit.
"Investor tentu selektif membaca potensi untung yang lebih besar yakni di lapangan minyak yang bisa langsung menghasilkan (eksploitasi, red). Eksplorasi masih dilakukan dengan pertimbangan biaya yang rendah dan potensi cadangan minyak yang besar. Pertimbangan mereka kan murni bisnis," tandasnya.
Muin mengatakan, pemerintah telah memberikan insentif berupa penghapusan tarif bea masuk bagi peralatan eksplorasi minyak. Namun, dampak kebijakan fiskal itu baru bisa dirasakan dalam jangka panjang.
"Yang penting, ada tambahan dari hasil eksplorasi sumber-sumber baru yang dilakukan investor bermodal besar. Sebab, eksplorasi yang sekarang dilakukan lokasinya jauh di laut dalam (deep water). Lokasi semacam itu tentu sangat sulit dan butuh biaya besar," ucap Muin.
Kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia ikut memicu naiknya biaya eksplorasi cekungan yang terdapat di laut dalam. Itu karena teknis eksplorasi di laut dalam sangat mengandalkan teknologi tinggi. Akibatnya, keekonomian dari proses eksplorasinya sangat sensitif terhadap situasi harga minyak mentah saat ini.
"Bisa dibilang, potensi risiko eksplorasi di laut dalam menjadi sangat tinggi sehingga perlu insentif yang relatif besar. Padahal, prospek cekungan di deep water ini mampu menambah cadangan sumur minyak Indonesia di masa mendatang," ujarnya.
Potensi cadangan minyak di laut dalam yang cukup besar seperti di Selat Makassar yang kini dikelola Chevron Pacific Indonesia. "Tahun lalu saja mereka menyisihkan biaya eksplorasi sekitar 20% dari total biaya investasi. Angka sebesar itu luar biasa besar," tandas Muin.
Ia menandaskan, insentif fiskal sangat membantu iklim investasi sektor perminyakan secara keseluruhan. Pasalnya, iklim investasi di sektor migas merupakan kiblat bagi investasi di sektor lainnya.
"Kami sangat komit menjaga iklim investasi di sektor migas karena kegiatan di sektor hulu migas merupakan investasi jangka panjang. Tinggal menjaga kontinuitas keberlanjutan iklim investasi tersebut. Hal itu tergantung kepastian hukum yang baik," tandasnya.
Selain insentif, yang juga dibutuhkan adalah perlakuan khusus bagi aktivitas eksplorasi. Proyek strategis dalam kerangka antisipasi kecukupan pasokan minyak dalam negeri membutuhkan kebijakan spesifik. [E1/I4]

http://www.inilah.com/berita_print.php?id=29466

Berapa Jumlah Cekungan Geologi di Indonesia ?

Memetakan atau memberikan garis batas cekungan (Basin Outline) sepertinya pekerjaan mudah karena cekungan-cekungan seringkali dikenali dari kedalaman basement atau batuan dasarnya. Namun ketika mencoba membuat klasifikasi cekungan-cekungan ini untuk keperluan studi ilmiah maupun eksplorasi seringkali mbundet. Apalagi ketika ingin dipakai untuk membuat database. Salah satunya untuk keperluan GIS (Geographic Information system).





Batas cekungan (Basin Outline)
Dibawah ini peta sebuah cekungan antah berantah yang kalau dilihat dari peta maupun penampangnya (cross-section) akan memperlihatkan bahwa adanya penumpukan yang tidak sederhana lagi.




Permasalahan tidak hanya untuk batas saja, tetapi juga untuk memasukkan data-data lain misalnya data pemboran sumur dalam database .Termasuk juga untuk memasukkan klasifikasi. Bagaimana dengan sumur A, B dan C. Sumur yg ini tergabung dalam kategori yang mana nantinya?.
Persoalan diatas tidak hanya imaginasi saja. Dibawah ini contoh riil di Australia. Di Indonesiapun banyak sekali permasalahan yang sama seperti dibawah ini.












Jadi kalau ada yang menyebutkan bahwa di Indonesia ada 50 cekungan, ada yang mengatakan 60 cekungan. Jangan heran ! Mereka memiliki cara pandang masing-masing ketika memetakan apa yang disebut Cekungan.
Tidak hanya karena lokasinya berbeda, masing-masing yang disebut cekungan ini memiliki ciri geologi yang unik. Setiap cekungan memilki karakteristik dalam proses terbentuknya, isinya, serta proses-proses lanjutan setelah terisi oleh batuan sedimen.
Dibawah ini peta cekungan yang dibuat oleh Harry Doust.

Berapapun jumlah cekungannya tetapi jumlah minyak yang sudah diketemukan tetap saja segitu. Namun seringkali dijumpainya cekungan-cekungan baru akan menambah potensi dan seandainya digali (dibor) akan menambah jumlah cadangan. Perhatikan peta diatas tidak memperlihatkan kerumitan
Jadi jangan terpaku jumlah basin atau cekungan dalam angka saja, ya !

Indonesia Barat-Timur dalam eksplorasi migas dan mineral


Nengok eksplorasi migas bentar ya ….Mengapa Indonesia Timur ini agak lambat eksplorasi migasnya ?
Memang Indonesia Timur ini beda jauh secara geologi dari Indonesia Barat. Kalau pelajaran jaman sekolah SMP dulu yang barat disebut Dataran Sunda dan yang timur Dataran Sahul. Saat ini geoscience menyebutnya untuk bagian barat sebagai Sunda Shelf (paparan Sunda) bagian dari Eurasia Plate. Sedangkan yang timur bagian dari Australian Plate. Sakjane dulu batasnya sudah diperkirakan oleh ahli biologi Wallace, disebut Wallace line.

Cirinya Indonesia barat lautnya dangkal, Indonesia Timur lautnya sangat dalam. Namun ada yg dangkal di sebelah selatan Pulau Irian, yg merupakan kepanjangan dari Australia. Geologi Indonesia timur lebih kompleks karena tektonik tumbukannya juga dipengaruhi merangsuknya plate/kerak samodra dari Timur. Ini yg membuat Filipina makin runyem struktur lipatan dan patahan geologinya.

Secara historis,
Indonesia barat diketemukan migas lebih dahulu dibanding Indonesia Timur. Dibornya sumur Talaga Said akhir abad 19, merupakan sumur tertua di Indonesia dan kedua di dunia. Eksplorasi selanjutnya merembet hingga Balikpapan. Hampir semua eksplorasi diketemukannya migas ada di Indonesia Barat. Disini secara tidak sengaja pengetahuan kita tentang Indonesia Barat lebih maju, dan Pengetahuan geologi Indonesia Timur menjadi tertinggal.
Secara geologis
Irian dan laut arafura yg cukup “dangkal” ini lebih mirip kondisi geologi NWShelf Australia hingga Timor Gap area. Itulah sebabnya dulu ARCO sekarang BP yang menemukan lapangan Gas Wiriagar (Kompleks Tangguh Field), mendekati dari pengetahuan geologinya dari Australi dan Nugini. Orang-orang Indonesia lebih sering mendekati geologi dari arah Indonesia Barat jelas susah nyambungnya.
Latar belakang pengetahuan, operasi dan teknologi
Karena kompleksnya geologi serta historis diatas, maka Indonesia timur hanya sedikit dipelajari. Secara operasi juga karena lautnya cukup dalam menjadikan teknologi drillingnya tertinggal. Nah kalau sesuai dengan uraian anda dengan new tekno mungkin nantinya (dan seharusnya sudah mulai) akan dikerjakan eksplorasinya.
Sayangnya daerah Indonesia Timur ini tidak termasuk diantara 41 blok (daerah) yg ditawarkan Migas bulan Agustus kemarin. Ntah mengapa aku ngga ngerti. Padahal ada Amborip Block disekitar Arafura itu yg masih belum “laku” (mungkin masih terbuka, aku mesti chek lagi!). Sedangkan Banda Sea yg laut sangat dalam ini pengetahuan geologinya orang-orang saat ini masih gelappp !!


Kendala operasi lainnya adalah, Indonesia ini kan sepertinya “juwalan” daerah untuk mengundang investor. Tetapi kesulitannya karena sepertinya banyak yg ngga tahu geologinya, ya gimana mau ngejualnya ? Misalnya berapa harga jualnya kan sulit nentuinnya, berapa splitnya yang menarik, bagaimana term eksplorasinya dll.
Latar politis, barangkali saja ada atau hanya efek yg diatas itu. Nah kalau ini njenengan aja yg njelasin aku ra mathuk Yang aku tahu hanyalah:- MIGAS tugasnya mengkapling2 blok utk “dijual”,- BPMIGAS ini badan lain tugasnya mengawasi perusahaan kontraktor2 (KPS), misal Exxon, Chevron, Petronas dll … yg jumlahnya mungkin 60an lebih. Termasuk Lapindo, Medco dan juga Pertamina.- Pertamina sendiri, ini yg dulu memegang ketiganya. Sekarang dibagi 3 spt diatas itu dan anda yg lebih tahu mengapa dibagi2 (lebih tepatnya dipecah).
Ketiga institusi diatas semuanya berada dibawah RI-1.

Indonesia Timur lebih maju dalam eksplorasi mineral bijih.Indonesia Timur ini walaupun eksplorasi migasnya agak ketinggalan dari Indonesia Barat, namun sebaliknya dalam eksplorasi mineral bijihnya sangat maju. Anda tentunya tidak kaget dengan Freeport. Bijih cukup besar di Freeport berada di Irian Barat eh Papua. Bahkan dahulu ada pameo diawal kuliahku geologi tahun 80-an. Bahwa Indonesia Timur tempatnya mineral bijih, sedangkan Indonesia barat tempatnya minyak bumi.

Berita bagus penemuan gas di Lapangan Wiriagar (yg lebih dikenal sebagai pengembangan proyek Tangguh) merupakan jendela bagus perkembangan Migas Indonesia Timur. Dahulu juga ada berita pertambangan Indonesia barat yg menggegerkan, yaitu dengan berita penemuan tambang emas Busang yg ternyata “HOAX”. Aku pikir dulu Busang sebagai jendala atau pintu pembuka mineral bijih Indonesia Barat, ternyata salah.
Walau RUU Minerba masih dibahas” terus di DPR (sudah 6 tahun lebih).

http://rovicky.wordpress.com/2006/09/14/indonesia-barat-timur-dalam-eksplorasi-migas-dan-mineral/

Sifat Fisik Fluida Reservoir (2)

Fluida reservoir yang terdapat dalam pori-pori batuan reservoir pada tekanan dan temperatur tertentu, secara alamiah merupakan campuran yang sangat kompleks dalam susunan atau komposisi kimianya. Sifat-sifat dari fluida hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas dari reservoir menuju dasar sumur, mengontrol gerakan fluida dalam reservoir dan lain-lain.Fluida reservoir minyak dapat berupa hidrokarbon dan air (air formasi). Hidrokarbon terbentuk di alam, dapat berupa gas, zat cair ataupun zat padat. Sedangkan air formasi merupakan air yang dijumpai bersama-sama dengan endapan minyak.

I. KOMPONEN HIDROKARBON
Komponen Hidrokarbon dapat terbentuk menjadi ikatan yang sangat rumit, dari Hidrokarbon ringan seperti gas sampai minyak berat. Bentuk dari senyawa hidrokarbon merupakan senyawa alamiah dimana dapat berupa gas, cair maupun padatan. Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Senyawa karbon dan hidrogen mempunyai banyak variasi yang terdiri dari hidrokarbon rantai terbuka, yang meliputi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh serta hidrokarbon rantai tertutup (susunan cincin) meliputi hidrokarbon cylic alipahatic dan hidrokarbon aromatic. Keluarga hidrokarbon dikenal sebagai seri homolog, anggota dari seri homolog ini mempunyai struktur kimia dan sifat-sifat fisiknya dapat diketahui dari hubungan dengan anggota deret lain yang sifat fisiknya sudah diketahui. Sedangkan pembagian tingkat dari seri homolog tersebut didasarkan pada jumlah atom karbon pada struktur kimianya.

http://m-darajat.blogspot.com/2009/09/sifat-fisik-fluida-reservoir-2.html

Tahap-Tahap Operasi Dalam Industri Minyak dan Gas Bumi



1. Tahap Eksplorasi

1.1. Lingkungan Terdapatnya Minyak dan Gas Bumi Hampir sbagian besar minyak dan gas bumi ditemukan pada lapisan batuan pasir dan karbonat. Sangat terbatas terbentuk batuan shale, batuan volkanik ataupun rekahan batuan dasar (basalt). Studi pendahuluan meliputi geologi regional, yang menyangkut studi komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah terbukti produktif. studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan sasaran eksplorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan seterusnya. Pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen didapatkan, kemungkinan ditemukannya minyak bumi akan lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen itu, tentu lebih banyak lagi formasi yang dapat bertindak sebagai reservoir maupun sebagai batuan induk. Lebih luasnya batuan sedimen tersebar, akan lebih memungkinkan atau lebih leluasa kita mencapai perangkap minyak dan gas bumi.

Gambar 1. Reservoir Antiklin Gambar 2. Reservoir Patahan Gambar 3. Reservoir Stratigraphy Gambar 4. Reservoir Kubah Garam 1. Survey Geologi Permukaan Pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan jika memeng terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga di sepanjang sungai. 2. Survey Seismik Untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. metode yang digunakan adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak.


Gambar 5. Contoh Hasil Seismik 3. Survey Gravitasi detail Survey Gravitasi detail kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailkan adanya suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrui kubah garam (salt dome) atau suatu terumbu, daripadanya diharapkan adanya kontras dalam gravitasi antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau batuan garam. Metode ini sudah agak jarang digunakan karena teknologi sismik sudah semakin maju. 1.2. Prognosis Semua propek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa. Prognosis meliputi ;
1. Lokasi Yang Tepat Lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik, juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.
2. Kedalaman Akhir Kedalaman Akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. penntuan kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini diasarkan atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.
3. Latar Belakang Geologi Alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang geologi. Maka harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi dilakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.
4. Objektif Atau Lapisan Reservoir Yang Diharapkan Ini biasanya sudah ditentukan dan stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran, dimana diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik.
5. Kedalaman Puncak Formasi Yang Akan Ditembus Juga dalam prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismik.
6. Jenis Survey Lubang Bor Yang Akan Dilaksanakan Pada setiap Pemboran eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya peng-Logan lumpur, Peng-Logan Cutting, Peng-Logan Listrik, Peng-Logan Radioaktif, dan sebagainya. Sebaiknya pada pemboran eksplorasi dilakukan survey yang lengkap , selain itu juga harus direncanakan apakah akan dilakukan pengambilan batu inti (coring) atau tidak. Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang sangat baik dalam pengembangan suatu lapangan nantinya

survei seismik

Pelaksanaan survey seismik melibatkan beberapa departemen yang bekerja secara dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Departemen-departemen yang terlibat antara lain: Topografi, Seismologist, Processing, Field Quality Control (QC) dan departemen pendukung lainya. Dept. Topografi bertugas untuk memplotkan koordinat teoretik hasil desain. Dept Seismologist bertugas mulai dari pembentangan kabel, penempatan Shot point (proses drilling dan preloading) dan selanjutnya dilakukan penembakan dan recording yang teknis pelaksanaanya dikerjakan di LABO. Data hasil recording diolah oleh departemen processing untuk mendapatkan output data akhir pelaksanaan survey. Untuk mengontrol serta meningkatkan kualitas dalam kegiatan akuisisi data seismik maka dilakukan juga Field QC.


Berikut gambaran umum pekerjaan survey seismik.
TOPOGRAFI
Dalam survey seismik posisi koordintat SP (shot point) dan TR (trace) sangat penting sekali diperhatikan, karena hal ini menyangkut dengan kualitas data yang akan dihasilkan. Departemen Topografi melakukan pengeplotan /pematokan koordinat-koordinat SP dan TR teoritik yang telah didesain. Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus diperhatikan :

1. Trace interval : Jarak antara tiap trace
2. Shot point interval: jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya
3. Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh
4. Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terdekat
5. Jumlah shot point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan
6. Jumlah Trace: Banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP
7. Record length lamanya merekam gelombang seismik
8. fold coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan
Program kerja yang dilakukan oleh departemen Topografi antara lain:
Survey Lokasi
Posisi Lokasi Survey
Kondisi Daerah Survey
Akses kelokasi survey
Perencanaan Pekerjaan
Pembuatan peta kerja
Pengukuran Titik Kontrol
Langkah pertama dalam pembuatan titik kontrol adalah mendistribusikan pilar-pilar GPS pada seluruh area. Kemudian BM GPS ini dipasang pada area survai sesuai dengan distribusi dimana pilar tersebut dipasang.Titik BM yang telah diketahui digunakan untuk menentukan koordinat-koordinat lain yang belum diketahui, misalnya koordinat shoot point atau koordinat receiver.Pada dasarnya pengukuran GPS selalu diikatkan dengan titik dari Bakosurtanal yang bertujuan untuk mengikatkan titik koordinat secara global sehingga titik koordinat tersebut dapat dikorelasikan dengan titik koordinat peta yang lain.




Pengukuran Lintasan Seismik
Pengukuran Lintasan Seismik & Pemasangan patok SP dan TRPengukuran lintasan seismik yang meliputi pengukuran titik tembak (SP) dan titik rekam (TR) dilakukan dengan menggunakan peralatan total station.
Pembuatan Titian dan RintisanTitian dibuat untuk mempermudah dan memperlancar kerja ketika survey menemukan lokasi yang tidak bisa dilewati sepeti: irigasi, parit, sungai atau rawa Sehingga mengefektifkan waktu dan kerja crew baik drilling maupun recording.




DRILLING DAN PRELOADING
Pemboran dangkal pada survey Seismik bertujuan untuk membuat tempat penanaman dinamit sebagai sumber energi (source) pada perekaman. Kedalaman lubang bor biasanya 30 m dengan diameternya sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan test percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di bawah lapisan lapuk (weathering zone).





PRELOADING
Pada survey seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di darat, dan airgun digunakan khusus untuk daerah survey di dalam air. Dinamit yang digunakan bermerk Power Gel ini terbungkus dalam tabung plastik dan dapat disambung-sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini dinamit diisi dengan detenator atau ‘cap’ sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah.
Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi tertulis dari MIGAS.














RECORDING
Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik, yaitu merekam data seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya akan diproses oleh pusat pengolahan data (processing centre). Sebelum melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai dengan posisi dan lintasannya berdasarkan desain survey 2D. Pada saat perekaman, yang memegang kendali adalah observer dengan memakai perlengkapan alat recording yang disebut LABO.




Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain:
1. Kabel Trace: Kabel penghubung antar trace.
2. Geophone: Penerima getaran dari gelombang sumber yang berupa sinyal analog.
3. SU (Stasiun Unit): Pengubah sinyal analog dari trace ke dalam digital yang akan ditransfer ke LABO.
4. PSU (Power Stasiun Unit): Berfungsi memberikan energi pada SU 70 A / 16 Volt.
Penembakan (Shooting)
Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna, kadang-kadang dinamit tidak meledak, Up Hole tidak terekam dengan baik, banyak noise, dsb. Kejadian ini disebut misfire, beberapa istilah misfire yang sering digunakan di lapangan:
Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak
Dead Cap : hubungan pendek, dinamit tidak meledak
Loss wire : kabel deto tidak ditemukan
Weak Shot : tembakan lemah, frekuensi rendah
Line Cut : kabel terputus saat shooting
Parity Error : instrumen problem
No CTB : no confirmation time break
Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan
Reverse Polaritty : polaritas terbalik
Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor record atau blaster)
Dead Trace : trace mati
Noise Trace : terdapat noise pada trace
FIELD PROCESSING
Field processing adalah proses yang dilakukan di lapangan sebelum dilakukan proses selanjutnya di pusat. Perhatian utama di field processing adalah pada geometri penembakan dimana jika ada penembakan terdapat wrong ID, wrong coordinate, wrong spread dsb, dapat diketahui dan segera dikonfirmasikan ke Field Seismologist dan TOPO untuk dilakukan perbaikan. Proses pengolahan data seismik di lapangan biasanya hanya dilakukan sampai pada tahapan final stack tergantung dari permintaan client. Langkah-langkah yang umum dilakukan dalam memproses data seismic di lapangan adalah sebagai berikut:
Loading Tape
Data sesimik dalam teknologi masa ini selalu disimpan dalam pita magnetik dalam format tertentu. Pita magnetik yang memuat data lapangan ini disebut field tape. SEG (Society of Ekploration Geophysics) telah menetukan suatu standar format penulisan data pada pita magnetic.
Geometri Up Date
Adalah proses pendefinisian identitas setiap trace yang berhubungan dengan shotpoint, koordinat X,Y,Z di permukaan, kumpulan CDP, offset terhadap shot-point, dan sebagainya.
Trace Editing
Proses editing dan mute bertujuan untuk merubah atau memperbaiki trace atau record dari hal-hal yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data di lapangan.
Editing dapat dilakukan pada sebagian trace yang jelek akibat dari adanya noise, terutama koheren noise, misfire, atau trace yang mati, polariti yang terbalik. Pelaksanaan pengeditan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, pertama membuat trace-trace yang tidak diinginkan tersebut menjadi berharga nol (EDIT) dan atau membuang / memotong bagian-bagian trace pada zona yang harus didefinisikan (MUTE).
Hal-hal yang perlu diedit dari suatu data dapat diperoleh dari catatan pengamatan di lapangan (observer report) maupun dengan pengamatan dari display raw recordnya.

Koreksi Statik
Tujuan koreksi statik ini adalah untuk memperoleh arrival time bila penembakan dilakukan dengan titik tembak dan group geophone yang terletak pada bidang horizontal dan tanpa adanya lapisan lapuk. Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari variasi topografi, tebal lapisan lapuk dan variasi kecepatan pada lapisan lapuk. Suatu reflector yang datar (flat) akan terganggu oleh adanya kondisi static yang disebabkan adanya efek permukaan (near surface efects).
Secara garis besar koreksi static ini dapat dibagi menjadi dua bagian koreksi :
- Koreksi Lapisan Lapuk (weathering layer)
- Koreksi Ketinggian

Amplitudo Recovery (Proses Pemulihan Amplitudo)
Proses ini bertujuan memulihkan kembali nilai amplitudo yang berkurang yang hilang akibat perambatan gelombang seismic dari sumber sampai kepenerima (geophone), sedemikian rupa sehingga pada setiap trace dikalikan dengan besaran tertentu, sehingga nilai amplitudo relatif stabil dare time break hingga kedalaman target. Pengurangan intensitas gelombang seismic ini disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:- Peredaman karena melewati batuan yang kurang elastik sehingga mengabsorbsi energi gelombang.- Adanya penyebaran energi kesegala arah (spherical spreading atau spherical divergence).
Deconvolution
Energi getaran yang dikirim kedalam bumi mengalami proses konvolusi (filtering) bumi bersikap sebagai filter terhadap energi seismik tersebut. Akibat efek filter bumi, maka bentuk energi seismik (wavelet) yang tadinya tajam dan tinggi amplitudonya di dalam kawasan waktu (time domain). Kalau ditinjau dalam kawasan frekuensi, tampak bahwa spektrum amplitudonya menjadi lebih sempit karena amplitudonya frekuensi tinggi diredam oleh bumi dan spektrum fasenya berubah tidak rata. Dekonvolusi adalah suatu proses untuk kompensasi efek filter bumi, berarti di dalam kawasan waktu bentuk wavelet dipertajam kembali, atau di dalam kawasan frekuensi spektrum amplitudonya diratakan dan spektrum fase dinolkan atau diminimumkan.
Analisa Kecepatan
Analisa kecepatan (velocity analysis) adalah metode yang dipakai untuk mendapatkan stacking velocity dari data seismik yang dilakukan dengan menggunakan Interactive Velocity Analisis diperoleh dari kecepatan NMO dengan asumsi bahwa kurva NMO adalah hiperbolik. Analisa kecepatan ini sangat penting, karena dengan analisa kecepatan ini akan diperoleh nilai kecepatan yang cukup akurat untuk menetukan kedalaman, ketebalan, kemiringan dari suatu reflektor. Analisis kecepatan ini dilakukan dalam CDP gather, harga kontur semblance analisis sebagai fungsi dari kecepatan NMO dan CDP gather stack dengan kecepatan NMO yang akan diperoleh pada waktu analisa kecepatan. Didalam CDP gather titik reflektor pada offset yang berbeda akan berupa garis lurus (setelah koreksi NMO).
Residual static
Kesalahan perkiraan penentuan kecepatan dan kedalaman pada weathering layer saat melakukan koreksi statik dan adanya sisa deviasi static pada data seismik serta Data Uphole dan First break yang sangat buruk juga dapat mempengaruhi kelurusan reflektor pada CDP gather sehingga saat stacking akan menghasilkan data yang buruk. Pada prinsipnya perhitungan residual static didasarkan pada korelasi data seismik yang telah terkoreksi NMO dengan suatu model. Dimana model ini diperoleh melalui suatu Picking Autostatic Horizon yang mendefinisikan besar pergeseran time shift yang dinyatakan sebagai statik sisa yang akan diproses.
Stacking
Proses stacking adalah menjumlahkan seluruh komponen dalam suatu CDP gather, seluruh trace dengan koordinat midpoint yang sama dijumlahkan menjadi satu trace. Setelah semua trace dikoreksi statik dan dinamik, maka di dalam format CDP gather setiap refleksi menjadi horizontal dan noise-noisenya tidak horizontal, seperti ground roll dan multiple. Hal tersebut dikarenakan koreksi dinamik hanya untuk reflektor-reflektornya saja. Dengan demikian apabila trace-trace refleksi yang datar tersebut disuperposisikan (distack) dalam setiap CDP-nya, maka diperoleh sinyal refleksi yang akan saling memperkuat dan noise akan saling meredam sehingga S/N ratio naik. Kecepatan yang dipakai dalam proses stacking ini adalah stacking velocity. Stacking velocity adalah kecepatan yang diukur oleh hiperbola NMO.
Migrasi
Migrasi dilakukan setelah proses stacking, migrasi merupakan tahap akhir dalam metode Post Stack Time Migration yang bertujuan untuk memindahkan event-event data pada section seismic ke posisi yang sebenarnya. Dengan kata lain migrasi diperlukan karena rumusan pemantulan pemantulan pada CMP yang diturunkan berasumsi pada model lapisan datar, apabila lapisannya miring maka letak titik-titik CMP / reflektornya akan bergeser. Untuk mengembalikan titik-titik reflektor tersebut keposisi yang sebenarnya dilakukan proses migrasi.

Enhanced Oil Recovery



” Akibat penurunan produksi minyak dan gas bumi dalam sumur peoduksi perlu dilakukan EOR untuk menjaga tingkat produksi sumur minyak dan gas agar tetap stabil.
jadi EOR adalah

EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR yang umum:
1. Teknik termal: menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi. Merupakan teknik EOR yang paling popular. Seringnya menggunakan air panas (water injection) atau uap air (steam injection).
2. Teknik chemical: menginjeksikan bahan kimia berupa surfactant atau bahan polimer untuk mengubah properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak dapat lebih mudah mengalir.
3. Proses miscible: menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas nitrogen.


MENGENAL PERFORASI DALAM SUMUR

Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.

Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations)

SEJARAH PERTAMINA EP


Sejarah Pertamina EP tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang perburuan minyak di Bumi Nusantara ini yang dimulai sejak awal Abad 19. Antara 1871 hingga 1885 merupakan masa-masa awal pencarian hingga penemuan minyak di Indonesia, yang waktu itu masih dalam pendudukan Belanda. Menyusul pengeboran pertama pada 1883 di Telaga Tiga, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara maka pada 1885 berdirilah Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan. Sejak itulah ekspolitasi minyak dari perut Bumi Nusantara dimulai.
Ketika pecah Perang Asia Timur Raya, produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang, usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman.
Pada masa perang kemerdekaan, produksi minyak terhenti. Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, ternyata penguasaan atas usaha minyak di Indonesia menjadi tidak jelas. Banyak perusahaan-perusahaan kecil bermunculan untuk memanfaatkan rezeki minyak ini sehingga memicu terjadinya sengketa di sana-sini. Akhirnya, untuk meredam semua itu, penguasaan atas tambang-tambang minyak tersebut diserahkan kepada Angkatan Darat.
Untuk menanganinya, pemerintah mendirikan sebuah maskapai minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU no. 8 pada 1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu, PERTAMINA bertindak sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Di sisi lain PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Sejalan dengan dinamika industri migas dunia, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (milik negara) No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero), dan hanya bertindak sebagai operator yang menjalin Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan pemerintah yang diwakili oleh BPMIGAS. Sekaligus UU itu juga mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha eksplorasi, eksploitasi dan produksi minyak dan gas, sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS -- yang berlaku surut sejak 17 September 2003 -- atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP. Pada saat bersamaan, Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS yang berlaku sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri, dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).

Matematika Bumi VS Matematika Langit


Kerja keras belum tentu produktif, lihat tukang becak, sungguh ia sudah kerja keras mengayuh becaknya hingga ngos-ngosan keringatan, tetapi hasilnya ternyata tidak memadai. Kerja cerdas lebih produktif, tidak terlalu keringatan tetapi hasilnya bisa jauh lebih banyak. Tetapi banyak juga orang yang sudah kerja cerdas, sudah menghasilkan begitu banyak, segala yang dibutuhkan sudah tersedia, ternyata hidupnya tidak tenang, gelisah dan ujung-ujungnya lari ke narkoba atau mendekam di penjara.
Nah, ada jenis kerja lain, yaitu kerja ikhlas. Dapat banyak alhamdulillah, dapat sedikit alhamdulillah, belum dapat, sabar dan berusaha lagi.

Seberapapun yang diperoleh dari kerja keras, cerdas dan keikhlasannya, ia bisa menerimanya dengan senang hati karena ia menyadari bahwa wilayah manusia itu hanya berikhtiar, hanya berusaha, sedangkan tentang hasil, disitu ada tangan Tuhan.

Ada orang sudah dapat banyak masih kurang dan hatinya gelisah,

Penemuan minyak di sumur tenggara Campos basin



Sumur eksplorasi di tenggara Campos basin telah memotong oil column lebih dari 100 m dengan kira-kira 40 m highly porous dan permeable sandy reservoirs, kata OGX Petroleo e Gas Participacoes SA, Rio de Janeiro.
Sumur 1-OGX-1-RJS, di 140 m perairan 85 km di offshore Rio de Janeiro di blok BM-C-43, masih mengebor ke kedalaman menggunakan semisubmersible Diamond Offshore Ocean Ambassador. OGX yang tidak memberikan kedalaman atau detail lainnya, memegang 100% saham pada blok.
Blok berada di selatan lahan minyak Maromba, yang mana Petroleo Brasileiro SA mendeklarasikan secara komersial pada akhir 2006.


Senin, 11 Januari 2010

Petrologi Batuan Sedimen

I. Pengertian
Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan.
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.

II.A. Proses Pembentukkan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.

Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.
Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan. Disamping sedimen-sedimen di atas, adapula sejenis batuan sejenis batuan endapan yang sebagian besar mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil penghancuran batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun kikisan angin. Batuan yang demikian disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air, sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapisdan pada awalnya diendapkan secara mendatar.

Lapisan-lapisan ini tebalnya berbeda-beda dari beberapa centimeter sampai beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu pada umunya tebal, sedang semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan akhirnya hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-butir besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen itu disebabkan oleh beda butir batuan yang diendapkan. Biasanya di dekat pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi pembentukkan batugamping(Katili dan Marks).

II.B.1 Transportasi dan Deposisi
a) Transportasi dan deposisi partikel oleh fluida
Pada transportasi oleh partikel fluida, partikel dan fluida akan bergerak secara bersama-sama. Sifat fisik yang berpengaruh terutama adalah densitas dan viskositas air lebih besar daripada angina sehingga air lebih mampu mengangkut partikel yang mengangkut partikel lebih besar daripada yang dapat diangkut angina. Viskositas adalah kemampuan fluida untuk mengalir. Jika viskositas rendah maka kecepatan mengalirnya akan rendah dan sebaliknya. Viskositas yang kecepatan mewngalirnyabesar merupakan viskositas yang tinngi.

b) Transportasi dan deposisi partikeloleh sediment gravity flow
Pada transportasi ini partikel sediment tertransport langsung oleh pengaruh gravitasi, disini material akan bergerak lebih dulu baru kemudian medianya. Jadi disini partikel bergerak tanpa batuan fluida, partikel sedimen akan bergerak karena terjadi perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik. Yang termasuk dalam sediment gravity flow antara lain adalah debris flow, grain flow dan arus turbid. Deposisi sediment oleh gravity flow akan menghasilkan produk yang berbeda dengan deposisi sediment oleh fluida flow karena pada gravity flow transportasi dan deposisi terjadi dengan cepat sekali akibat pengaruh gravitasi. Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses ini umumnya akan mempunyai sortasi yang buruk dan memperlihatkan struktur deformasi.

Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen dan penamaan batuan sedimen telah ditemukan oleh para ahli, baik berdasarkan genetic maupun deskrritif. Secara genetic dapat disimpulkan dua golongan (Pettijohn,1975 dan W.T.Huang,1962)Batuan sediment Klastik
Terbentuknya dari pengendepan kembali denritus atau perencanaan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimnen dan batuan metamorf. Dalam pembentukkan batuan sedimen klastik ini mengalami diagnesa yaitu perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sediment selama dan sesudah litifikasi.

Tersusun olek klastika-klastika yang terjadi karena proses pengendapan secara mekanis dan banyak dijumpai allogenic minerals. Allogenic minerals adalah mineral yang tidak terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal dari batuan asal yang telah mengalami transportasi dan kemudian terendapkan pada lingkungan sedimentasi. Pada umumnya berupa mineral yang mempunyai resistensi tinggi. Contohnya: kuarsa, bioptite, hornblende, plagioklas dan garnet.

Adapun beberapa proses yang terjadi dalam diagnase, yaitu :
§ Kompaksi
Kompaksi terjadi jika adanya tekanan akibat penambahan beban.

§ Anthigenesis
Mineral baru terbentuk dalam lingkungan diagnetik, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut: karbonat, silika, klastika, illite, gypsum dan lain-lain..

§ Metasomatisme
Metasomatisme yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal. Contoh : dolomitiasi, sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil.

§ Rekristalisasi
Rekristalisasi yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagnesa atau sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukkan batuan karbonat. Sedimentasi yang terus berlangsung di bagian atas sehingga volume sedimen yang ada di bagian bawah semakin kecil dan cairan (fluida) dalam ruang antar butir tertekan keluar dan migrasi kearah atas berlahan-lahan.

§ Larutan (Solution)
Biasanya pada urutan karbonat akibat adanya larutan menyebabkan terbentuknya rongga-rongga di dalam jika tekanan cukup kuat menyebabkan terbentuknya struktur iolit.

II.B.2 Litifikasi dan Diagnesis
Litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir. Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi disebut sebagai diagnesis. Diagnesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih rendah daripada proses metamorfisme.

Proses diagnesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan proses yang mengontrolnya, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi.

Proses diagnesa sangat berperan dalam menentukan bentuk dan karakter akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses diagnesis akan menyebabkan perubahan material sedimen. Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik, mineralogi dan kimia.

Secara fisik perubahan yang terjadi adalah terutama perubahan tekstur, proses kompaksi akan merubah penempatan butiran sedimen sehingga terjadi kontak antar butirannya. Proses

sementasi dapat menyebabkan ukuran butir kwarsa akan menjadi lebih besar. Perubahan kimia antara lain terdapat pada proses sementasi, authigenesis, replacement, inverse, dan solusi. Proses sementasi menentukan kemampuan erosi dan pengangkatan partikel oleh fluida. Pengangkutan sedimen oleh fluida dapat berupa bedload atau suspended load. Partikel yang berukuran lebih besar dari pasir umumnya dapat diangkut secara bedload dan yang lebih halus akan terangkut oleh partikel secara kontinu mengalami kontak dengan permukaan, traksi meliputi rolling, sliding, dan creeping. Sedangkan pada saltasi partikel tidak selalu mengalami kontak dengan permukaan. Deposisi akan terjadi jika energi yang mengangkut partkel sudah tidak mampu lagimengangkutnya.

II.B. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Sedimen
II.B.1 Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a) Warna mineral pembentukkan batuan sedimen
Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa maka batuan akan berwarna putih.
b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
c) Warna material yang menyelubungi (coating material).
Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau.
d) Derajat kehalusan butir penyusunnya.
Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih gelap.
Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengendapan, jika kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan material organic (organic matter) mempunyai warna yang lebih gelap.

II.B.2 Tekstur
Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen sepertiukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tewkstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.

a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.Fragmen : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.
Besar butir kristal dibedakan menjadi : >5 mm = kasar
1-5 mm = sedang
<1 mm =" halus"> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen64-256 Berangkal (Couble) berbentuk runcing4-64 Kerakal (Pebble) Konglomerat : jika membulat2-4 Kerikil (Gravel) fragmen berbentuk membulat1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand) 1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand) 1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand) Batupasir1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand) 1/16-1/8 Pasir Sangat Halus( Very Fine Sand) 1/256-1/16 Lanau Batulanau<1/256 Lempung Batulempung Besar butir dipengaruhi oleh :
Jenis Pelapukan
Jenis Transportasi
Waktu/jarak transport
Resistensi Bentuk Butir
Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar. Pembagian kebundaran :
a) Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.
b) Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.
c) Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.
d) Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
e) Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam. (Endarto:2005)Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.

Pemilahan yaitu kesergaman butir didalam batuan sedimen klastik.bebrapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen.Kemas (Fabric)

Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain

II.C.3 Struktur Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya. Pembentukkannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan. (Pettijohn & Potter, 1964 ; Koesomadinata , 1981) Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu :

Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, disebut juga sebagai struktur primer.
Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar, dan lipatan.

Macam-macam struktur primer adalah sebagai berikut :

Karena proses fisikStruktur eksternal Terlihat pada kenampakan morfologi dan bentuk batuan sedimen secara keseluruhan di lapangan. Contoh : lembaran (sheet), lensa, membaji (wedge), prisma tabular.
Struktur internal Struktur ini terlihat pada bagian dalam batuan sedimen, macam struktur internal :
a) Perlapisan dan Laminasi Disebut dengan perlapisan jika tebalnya lebih dari 1 cm dan disebut laminasi jika kurang dari 1 cm.perlapisan dan laminasi batuan sedimen terbentuk karena adanya perubahan kondisi fisik,kimia, dan biologi. Misalnya terjadi perubahan energi arus sehingga terjadi perubahan ukuran butir yang diendapkan. Macam-macam perlapisan dan laminasi :

Perlapisan/laminasi sejajar (normal) Dimana lapisan/laminasi batuan tersusun secara horizontal dan saling sejajar satu dengan yang lainnya.Perlapisan/laminasi silang siur (Cross bedding/lamination) Perlapisan/batuan saling potong memotong satu dengan yang lainnya.Graded bedding Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana butiran makin ke atas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya dalam penelitian untuk menentukan yang mana atas (up) dan yang bawah (bottom) dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar adalah bawahnya. Graded bedding yang disebabkan oleh arus turbid,dimana fraksi halus didapatkan di bagian atas juga tersebar di seluruh batuan tersebut. Secara genesa graded bedding oleh arus turbid juga terjadi oleh selain oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh arus turbulensi. Penggolongan Bedding Menurut Ketebalan (Mc Kee and Weir, 1985)Ukuran Bedding (cm) Nama Bedding>100 very thick bedded30-100 thick bedded10-30 medium bedded3,0-10 thin bedded1,0-3,0 very thin bedded0,3-1,0 thick laminated<0,3 thin laminated

b) Masif Struktur kompak, consolidated, menyatuKenampakan pada permukaan lapisanRipple mark Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya arusFlute cast Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arusMud cracks Bentuk retakan pada lapisan Lumpur (mud), biasanya berbentuk polygonal.Rain marks Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.

4. Struktur yang terjadi karena deformasi - Load cast Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya. - Convolute structure Liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi. - Sandstone dike and sill Karena deformasi pasir dapat terinjeksi pada lapisan sediment diatasnya. - Karena proses biologi
Jejak (tracks and trail)
Track : jejak berupa tsapak organisme
Trail : jejak berupa seretan bagian tubuh organismeGalian (burrow) Adalah lubang atau bahan galian hasil aktivitas organismeCetakan (cast and mold)
Mold : cetakan bagian tubuh organisme
Cast : cetakan dari mold Struktur batuan sedimen juga dapat digunakan untukmenentukan bagian atas suatu batuan sedimen. Penentuan bagian atas dari batuan sedimen sangat penting artinya dalam menentukan urutan batuan sediment tersebut.

II.B.4 Komposisi Batuan sediment berdasarkan komposisinya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

Batuan sediment detritus/klastik Dapat dibedakan menjadi :
Detritus halus : batulempung, batulanau.
Detritus sedang : batupasir (greywock, feldspathic)
Detritus kasar : breksi dan konglomerat. Komposisi batuan ini pada umumnya adalah kwarsa, feldspar, mika,mineral lempung,dsb.Batuan sedimen evaporit Batuan sedimen ini terbentuk dari proses evaporasi. Contoh batuannya adalah gips, anhydrite, batu garam.batuan sedimen batubara Batuan ini terbentuk dari material organic yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsure karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Contohnya lignit, bituminous coal, anthracite.Batuan sedimen silica Batuan sedimen silica ini terbentukoleh proses organic dan kimiawi. Contohnya adalah rijang (chert), radiolarian dan tanah diatomae.Batuan sedimen karbonat Batuan ini terbentuk baik oleh proses mekanis, kimiawi, organic. Contoh batuan karbonat adalah framestone, boundstone, packstone, wackstone dan sebagainya.

II.C. Klasifikasi Batuan Sedimen
II.C.1 Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik Klasifikasi batuan sedimen klastik yang umum digunakan adalah berdasarkan ukuran butirnya (menurut ukuran butir dari Wenworth), namun akan lebih baik lagi ditambahin mengenai hal-hal lain yang dapat memperjelas keterangan mengenai batuan sedimen yang dimaksud seperti komposisi dan strukturalnya. Misalnya batupasir silang siur, batulempung kerikil, batupasir kwarsa. Ada klasifikasi lain yang juga dapat digunakan yaitu end members classification, klasifikasi ini dibuat berdasarkan komposisi atau ukuran butir. Penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu. Batupasir kwarsaKomposisi didominasi oleh pasir kwarsa dengan demikian berarti transportasinya lebih jauh.Sedikit mengandung chert (rijang)Semennya adalh karbonat dan silica.Kemungkinan mengandung fosil kecil sekali (fosil karbonat), jika ada kemungkinan karena semennya karbonat (gamping)Warnanya agak gelap terang, karena kwarsa berwarna putih. GreywockeIstilah pertama digunakan di pegunungan Harz (Jerman)Merupakan fragmen batuan (rock fragmen)Berumur : devon-karbon atas, juga tersingkap di Skotlandia yang berumur Paleozoikum bawah.Dengan adanya rock fragmen ini menyatakan bahwa sedimentasi tak normal (pendek), terjadi di daerah tektonik (dekat continental). Oleh karena pada daerah yang mantap, maka ia akan bersosiasi dengan lava bantal (di laut), batuan erupsi dan rijang (chert) (di darat). Rijang mencerminkan laut dalam,kemungkinan juga terdapat di continental slope besar sekali, yang disebut arus turbbidit.Warnanya gelapPemilahannya jelek, karena transportasi pendek.Bentuk agakmenyudut, karena transportasi jelek.Karena arus turbidit maka struktur yang jelas yaitu graded-beddingPengendapan syngenetis (bersama-sama dengan proses genetika) ArkoneYang dominan adalah feldsparOleh karena yang dominant adalah feldspar maka ia tak tahan lapuk atau tidak stabilIni menunjukkan bahwa batuan ini terjadi pada keadaan transportasi pendek, kesempatan untuk melapuk kecil, iklim erring,relief tajam (pada daerah yang berelief tajam)Warnanya terang kemerah-merahanSorting jelek, karena transportasi pendekKebulatan komponen, agak menyudut, karena transportasi pendek. Konglomerat Batuan klastik yang mempunyai fragmen batuan dan matrik,dengan batuan fragmen membundar – sangat membundar, kerikil, kerakal, dan bongkah dapat terdiri bermacam batuan tetapi, kebanyakan biasanya kaya akan mineral kwarsa. Biasanya ruang antara kerikil dengan pasir tersementasi dengan silica, lempung, limonite atau kalsit. Breccia (breksi) Adalah jenis batuan sedimen klastik yang menyerupai konglomerat, tetapi kebanyakan fragmen batuannya berbentuk angular sampai meruncing-runcing, ukuran umumnya berkisar dari kerakal sampai berangkal, sering diantara fragmen ini dijumpai ukuran yang lebih kecil yang disebut matrik, fragmen dan matrikpenyusun breksi ini terikat dengan semen yang berupa material karbonatan atau lempungan, dari bentuk fragmen yang meruncing, dapat ditafsirkan bahwa breksi ini diendapkan dengan sumbernya, sehingga tidak terpengaruh suara fisik oleh jarak transportasi hingga ingin mencapai cekungan sedimen ukuran material penyusun breksi lebih besar dari 2 mm. Batupasir Batuan sediment klastik yang terdiri dari semen berukuran pasir, massa pasir ini umumnya adalah mineral silika, feldspar atau pasir karbonat, sedang material pengikat atau semen berupabesi oksida, silika lempung atau kalsium karbonat. Dengan adanya perubahan yang besar dalam ukuran butirnya, maka dapt dibedakan ukurannya dari batupasir kasar sampai batulanau. Pada beberapa batuan, dijumpai ukuran butir yang beragam; jadi dapat dikatakan batupasir konglomerat atau batulanau pasiran. Warna pada batupasir, terbentuk sebagian besar oleh variasi butirnya. Arkose Adalah jenis dari batupasir dengan jumlah butiran feldspar yang lebih banyak. Kalau komposisi batuan ini terdiri dari kwarsa dan feldspar dapat diikatakan granit, jadi kemungkinan adanya kesalahan tentang arkose sangat kecil. Pada arkose butirnya tidak saling mengunci, butiran membulat dan dipisahkan dengan material semen dengan butiran yang halus. Batulempung (dapat disebut serpih) Adalah batuan sediment klastik yang terbentuk dari hasil pengompakan lempung dan lanau, ukuran butirnya halus sehingga batuannya terlihat homogen. Batulempung adalah halus dan umumnya terasa lembut, tetapi beberapa pasir halus atau lanau kasar mungkin membuat terasa griity. Batulempung umumnya dijumpai pelapisan sedimen. Batuan yang komposisinya sama tetapi mempunyai ketebalan dan lapisan yang berbentuk blok dapat disebut batulumpur, warna dari batulempung dan batulumpur antara ungu, hijau,merah,dan cokelat. Beberapalapisan yang banyak mengndung karbon berwarna hitam. Batugamping Yang mungkin saja termasuk kedalam batuan sediment klastik atau kimiawi, umumnya terdiri dari kalsit,beberapa mempunyai imparities atau variasi bagus bahkan keduanya dalam penampakkannya. Beberapa betugamping yang berbentuk butiran halus mungkin terbentuk secara presipitasi kimia dengan batuan banyak atu sedikit organisme kecil, beberapa sedimen pada dasar laut kemungkinan tersingkap di lapisan awal pada formasi batugamping ukuran halus. Dolostone Seperti batugamping, juga merupakan batuan sedimen klastik ataun kimiawi yang umumnya tersusun oleh mineral dolomite, CuMg(CO3)2. dolomite kelihatan seperti kalsit,oleh karena itu mengapa dolomite dapat dikatakan sebagai batugamping.



http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-sedimen/

MEKANISME TRANSPORTASI SEDIMEN

Batuan sediment memang sangat menarik untuk dibahas. Selain bentuknya yang unik dan beragam serta jumlahnya yang melimpah di muka bumi (hampir 75% kulit bumi terdiri atas batuan sedimen), proses-proses yang terjadi juga sangatlah menarik untuk dibahas. Salah satu proses yang menarik adalah bagaimana sedimen sebagai penyusun batuan sedimen dapat terangkut dan diendapkan menjadi batuan sedimen.
Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu.
Lapisan horizontal yang ada di batuan sedimen disebut bedding. Bedding terbentuk akibat pengendapan dari partikel-partikel yang terangkut oleh air atau angin. Kata sedimen sebenanrya berasal dari bahas latin ”sedimentum” yang artinya endapan. Batas-batas lapisan yang ada di batuan sedimen adalah bidang lemah yang ada pada batuan dimana batu bisa pecah dan fluida bisa mengalir. Selama susunan lapisan belum berubah ataupun terbalik maka lapisan termuda berada di atas dan lapisan tertua berada di bawah. Prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip superposition. Susunan lapisan tersebut adalah dasar dari skala waktu stratigrafi atau skala waktu pengendapan. Pengamatan pertama atas fenomena ini dilakukan oleh Nicolaus Steno di tahun 1669. Beliau mengajukan beberapa prinsip berkaitan dengan fenomena tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah prinsip horizontality, superposition, dan original continuity. Prinsip horizontality menjelaskan bahwa semula batuan sedimen diendapkan dalam posisi horizontal. Pembentuk batuan sedimen adalah partikel-partikel atau sering disebut sedimen yang terbentuk akibat hancuran batuan yang telah ada sebelumnya seperti batuan beku, batuan metamorf, dan juga batuan sedimen sendiri. Berdasarkan ukuran partikel dari sedimen klastik, sedimen-sedimen dapat dibedakan sebagai berikut:

Klasifikasi- Berdasarkan ukuran partikel dari sedimen klastik
Nama Partikel Ukuran Sedimen ama batu
Boulder/Bongkah >256 mm Gravel Konglomerat dan Breksi (tergantung kebundaran partikel) Cobble/Kerakal 64 – 256 mm Gravel
GravelPebble/Kerikil 2 – 64 mm Gravel
GravelSand/Pasir 1/16 – 2mm Sand Sandstone
Silt/Lanau 1/256 – 1/16 mm Silt Batu lanau
Clay/Lempung <1/256mm Clay Batu lempung

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.

Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara:
  • Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
  • Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
  • Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimen-sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu mengubah sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen